Minggu, 30 Mei 2010

Perkembangan GENDER

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan Gender

  • Biologis --> pengsaruh hormon dan faktor keturunan yang diwariskan oleh org tua sehingga smenghasilkan anak berjenis kelamin laki - laki atau perempuan.
  • Sosial --> pada lingkungan sosial perbedaan jenis kelamin bukan disebabkan oleh disposisi biologis, melainkan adanya perbedaan peran dan posisi sosial antara laki - laki dan perempuan. dalam masyarakat kencenderungan menganggap perempuan memiliki status yang lebih rendah daripada laki - laki dan perempuan lebih banyak melakukan tugas domestik lbh banbyak daripada laki - laki.

Dalam lingkup sosial juga dilihat bagaimana pola asuh dari orang tua itu sendiri, misalnya, jika org tua sudah mengetahui jenis kelamin dri anaknya adalah perempuan, maka perlakuan yang akan diberikan oleh orang tua adalah selayaknya perempuan seperti membelikan mainan sperti boneka atau maian - mainan yg lain yang berwana pink atau merah. sedangkan jika diketahui jenis kelamin sang bayi laki - laki orang tua akan memberi perlakuan layaknya laki - laki, memberikan mainan robot - robotan, kreta2an dan mainan yang cenderung berwarna gelap. pendapat bahwa org tua adalah satu2nya agen sosial penting dalam perkembangan peran Gender menuai kritik, sebab banyak sumber yang dapat memberi pembelajaran tentang peran gender seperti sekolah dan guru, pengaruh teman sebaya, media, dan sekolah.

  • Kognitif --> terdapat dua teori yaitu teori perkembangan kognitif gender dan teori skema gender. teori perkembangan gender adalah bahwa pembagian gender anak terjadi setelah anak berfikir bahwa dirinya laki - laki atau perempuan, setelah mereka konsisten dengan jenis kelaminnya maka mereka memilih aktivitas yang sesuai dengan lebel mereka. teori skema gender adalahmuncul ketika anak mengerti tentang kebudayaan apa yg sesuai dan tidak sesuai dengan kebudayaan mereka.

Klasifikasi peran gender ---> penggabungan antara sikap feminim dan maskulin yang dinamakan konsep Androgini. berkembangnya konsep Androgini ini, dikarenakan banyak orang yang tidak puas terhadap stereotipe orang yang mengatakan perempuan harus feminim dan laki - laki harus maskulin. sedangkan banyak perempuan yang feminim tetapi juga sedikit maskulin, dan ada juga laki - laki yang ingin menjaga penampilannya harus berdadandan layaknya perempuan meski tidak terlalu mencolok seperti perempuan.

Androgini sekarang lebih diterima masyarakat, karena jarang ditemukan wanita atau perempuan yang 100% feminim dan laki - laki yang 100% maskulin.

perkembangan diri dan identitas

pemahaman diri adalah presentasi kognitif anak mengenai dirinya sendiri. misal seorang anak laki2 berusia 11 thn mengerti dirinya adlh seorg pljar, pemain bola, pecinta games, dan sayang dgn keluarganya. sedangkan anak perempuan berusia 14 thn mengerti bahwa dirinya adlh anggota OSIS, sedang dlm msa puber dan hoby menonton bioskop.

sebelum anak mengerti tentang dirinya sendiri, anak akan mengalami perubahan dalam perkembangan terlebih dahulu,

1. masa bayi pada masa ini bayi masih belum bisa menceritakan bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, karna bayi tidak bisa mengekspresikan dirinya secara verbal.

2. masa kanak2 awal : pada masa ini anak2 sudah bisa berkomunikasi secara verbal tapi anaknpada masa ini hanya memiliki 5 karakteristik utama pemahaman diri pada anak2, yaitu kebingungan mengenal diri, deskripsi kongkret, deskripsi fisik, dan ketidak mampuan untuk mengenali lawan atribut yg mungkin ada.

3. Masa kanak2 Madya dan Akhir : pada masa ini evaluasi diri pada anak menjadi lebih kompleks, dan terdapat 5 perubahan penting yang menjadi karakteristiknya, yaitu Karakteristik internal, deskripsi sosial, perbandingan sosial, real self n ideal self, realistik.

4. Masa Remaja : pada masa ini anak melakukan kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan org lain.

seiring berjalannya waktu dan perkembangan mereka,mereka mulai berpindah dari perilaku self-centered dan mulai dapat melakukan pengambilan prespektif yaitu kemampuan untuk menambil prespektif orng lain dan memahami pikiran dan perasaan mereka.

Jumat, 07 Mei 2010

perkembangan Emosi

Pengertian emosi itu sendiri adalah perasaan yang timbul pada saat seseorang ada pada situasi atau keadaan yang dianggap penting, yang saya ketahui, emosi cma ada marah, sedih, dan senang, ternyata banyak sekali macam emosi yang terlihat selama ini tp tidak pernah disadari.

Ada saatnya emosi itu terlihat jelas dan ada jg yang tidak terlihat sma sekali, ada pula emosi yang menbawa kita pada sikap - sikap negatif dan ada pula yang membawa kita pasa sikap - sikap positif. emosi - emosi itu kita dapat dari orang tua kita dan budaya yang ada dilingkungan sekitar keluarga kita, jika keluarga kita selalu menanggapi masalah dengan marah-marah dan menghancurkan segala yang ada disekitarnya, maka kita juga akan melakukan hal yang sama dengan keluarga kita.

Ada dua macam emosi sesuai dengan konsep perkembangan emosi yaitu emotional Regulation dan emotional Competence. Emotional Regulation adalah emosi yang sengaja diatur agar tidak mengacaukan lingkungan sekitar, sedangkan emotional Competence adalah emosi yang harus dikuasai dengan lingkungan sekitar dan dalam konteks sosial. dalam pengetahuan kita pasti berfikir bahwa hanya orang dewasa saja yang mempunyai emosi, ternyata bayi pun mempunyai emosi yang sama pada usia - usia tertentu, misalnya pada usia 3 sampai 8 bulan emosi yang tampak adalah senang, sedih, marah, jijik, dan takut. sedangkan usia 1,5 sampai 2,5 tahun emosi yang tampak adalah empati, cemburu, bangga, malu, dan merasa bersalah. jika sedih, senang dan takut, anak akan menampakkan mekanisme ekspresi emosi mereka dengan menangis, tersenyum dan ketakutan

perkembangan bahasa

scaffolding adalah perubahan bentuk dukungan, selama anak mengalami masa pembelajaran dengn org dewasa yang lebih terampil, dan akan mengubah tingkat bimbingannya sesuai dengan tingkat kemampuan anak tersebut, jika dijelaskan dengan contoh adalah orang tua akan setiap hari memperhatikan anak pada saat belajarmakan sendiri, pada awalnya mungkin saja org tua akan memberi tau dimana letak sendok-garpu dan juga piring, dan dimana pula anak mengambil nasi meski tidak langsung mengambil sendiri nasinya, semua diajari terus menerus sampai anak tau bagaimana caranya makan sendiri. tapi ketika anak mulai mengerti dan bisa makan sendiri, orang tua tidak lagi repot - repot mengingingatkan kita bagaimana caranya mengambil nasi dan piring pada tempatnya. adanya dialog antara orang tua dan anak sangan dibutuhkan, karena jika scaffolding dilakukan tanpa menggunakan dialog atau komunikasi yang baik, maka scaffolding tidak akan terlaksana dengan baik.

Ocehan - ocehan anak pada masa balita sangan penting terjadi, hal tersebut dikarenakan anak akan belajar mengungkapkan emosinya dengan berbicara dan bukan hanya diam seribu bahasa saja. banyak bertanya jg bisa membantu anak untuk meningkatkan kemampuan bahasanya.

kemampuan berbaha anak juga bisa dilihat dari batas atas ZPD dan batas bawah ZPD, karena anak yang mempunyai kemampuan bahasa yang baik dan tinggi, akan bisa bekerja secara lebih mandiri. arti dari batas atas ZPD adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dngan bantuan instruktur, sedangkan batas bawah ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri.